Refleksi Ibadah Haji: Momentum Spiritualitas yang Harus Dijaga Sepanjang Tahun
Mekkah, Arab Saudi - Ibadah haji tahun 1446 Hijriah atau Juni 2025, kembali terlaksana dengan khidmat dan tertib. Ribuan jemaah haji asal Indonesia telah menunaikan rukun-rukun Islam kelima ini dengan lancar, mulai dari thawaf mengelilingi Ka'bah, sai antara Shafa dan Marwa, wukuf di Arafah yang menjadi puncak ibadah, hingga tahallul sebagai tanda berakhirnya rangkaian ibadah haji. Namun, muncul pertanyaan penting: mampukah semangat spiritual yang membara di tanah suci, tetap menyala sekembalinya ke tanah air?
Bapak Syahrul (57 tahun), seorang jemaah haji asal Surabaya, adalah salah satu dari ribuan jemaah yang merasakan kedamaian luar biasa selama berada di Mekkah. "Pengalaman spiritual ini sungguh luar biasa. Hati terasa tenang, dekat dengan Allah SWT," ungkapnya. Akan tetapi, ia juga menyadari tantangan besar yang menanti di kampung halaman. "Tantangannya justru setelah pulang. Bagaimana kita tetap bisa menjaga semangat ibadah itu di tengah kesibukan duniawi?" tanyanya retoris.
Pertanyaan ini menjadi krusial mengingat esensi haji bukan sekadar ibadah fisik semata. Lebih dari itu, haji adalah sebuah perjalanan spiritual yang diharapkan mampu mentransformasi batin seorang Muslim. Nilai-nilai luhur seperti kesabaran, keikhlasan, kedisiplinan, dan kepedulian sosial, seharusnya menjadi bekal berharga yang dibawa pulang dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika nilai-nilai tersebut tidak diimplementasikan, maka makna haji menjadi kurang bermakna.
Lantas, bagaimana caranya menjaga semangat haji setelah kembali ke tanah air? Menurut Ustaz Fikri, seorang pembimbing haji asal Jakarta, kunci utamanya adalah dengan terus menjaga hubungan dengan Allah SWT dan lingkungan yang positif. "Haji adalah titik tolak, bukan titik akhir," tegasnya. Ia menyarankan agar para jemaah haji terus aktif mengikuti majelis taklim, memperbanyak dzikir, membaca Al-Quran, serta menjaga pergaulan dengan orang-orang saleh. Dengan demikian, semangat spiritual yang telah terbangun selama di tanah suci, akan terus terjaga dan bahkan semakin meningkat.
Kepulangan jemaah haji Indonesia akan berlangsung secara bertahap hingga akhir Juli 2025. Diharapkan, mereka tidak hanya membawa pulang oleh-oleh fisik, tetapi juga membawa semangat perubahan yang positif bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Mari kita doakan agar seluruh jemaah haji Indonesia menjadi haji yang mabrur, yang mampu mengamalkan nilai-nilai luhur haji dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadi teladan yang baik bagi lingkungannya.
